
berita-jabar.org, 1 Agustus 2025 — Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat, dalam rilis resmi Berita Resmi Statistik (BRS) memperbarui data perekonomian wilayah, termasuk perkembangan inflasi dan sejumlah indikator penting lainnya.
Secara tahunan (year‑on‑year), inflasi Provinsi Jawa Barat pada Juli 2025 tercatat 2,03%, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) mencapai 109,00. Pada sisi lain, laju inflasi bulanan (month‑to‑month) mencapai 0,30%, menandakan tren kenaikan harga yang moderat secara periodik.
Inflasi tertinggi selama periode tahunan dicapai Kota Sukabumi yakni 3,63% (IHK = 109,95), sedangkan inflasi terendah tercatat di Kabupaten Bandung 1,55% (IHK = 109,24). Disebutkan pula, inflasi bulanan terbesar terjadi di Kota Cirebon (0,53%), diikuti Kota Bandung (0,50%) dan Kabupaten Majalengka (0,49%).
Menurut Kepala BPS Jabar Darwis Sitorus, salah satu alasan utama inflasi tahunan berasal dari kenaikan harga pada beberapa kelompok pengeluaran. Misalnya saja:
- Makanan, minuman, dan tembakau: naik 2,61%
- Pakaian dan alas kaki: naik 1,04%
- Perumahan, air, listrik, & energi rumah tangga: naik 0,96%
- Kesehatan: naik 1,76%
- Transportasi: naik 0,22%
- Lainnya (kerajinan, pendidikan, restoran, perawatan pribadi) turut menyumbang inflasi antara 0,72% hingga mencolok seperti perawatan pribadi yang melonjak hingga 10,80%.
Selain itu, inflasi bulanan turut dipicu oleh kenaikan harga komoditas seperti bahan bakar rumah tangga, bawang merah, beras, serta telur ayam ras dan bensin yang masing-masing memberikan sumbangan signifikan terhadap angka inflasi m‑to‑m Juli 2025.
Lebih lanjut, Darwis menekankan bahwa inflasi sepanjang Juli masih dalam jalur pertumbuhan yang sehat. Kebijakan fiskal dan moneter berjalan efektif, sehingga inflasi provinsi cenderung stabil dan sejalan dengan proyeksi pemerintah pusat dan Bank Indonesia.
Dalam rilis BRS tersebut, BPS Jabar juga menyampaikan indikator penting lainnya, meliputi:
- Inflasi tahun-ke-tanggal (year‑to‑date) yang mencapai 1,56%.
- Data pariwisata dan transportasi, seperti Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel—gabungan bintang dan non-bintang—yang pada Juni 2025 tercatat 37,50%, sedikit turun dari Mei 2025 (37,59%).
- Tren ekspor-impor Jawa Barat selama periode Januari–Juni 2025: surplus neraca perdagangan sebesar USD 12,63 miliar, dengan total volume ekspor-impor surplus sekitar 1,92 juta ton **.
- Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juli 2025 naik ke 116,23, mengindikasikan peningkatan daya beli petani dibanding bulan sebelumnya (Juni: 113,94).
Secara keseluruhan, rilis oleh BPS Jabar menunjukkan bahwa inflasi di Provinsi Jawa Barat pada Juli 2025 berada pada tingkat yang terkendali baik secara tahunan maupun bulanan dan masih sesuai dengan proyeksi ekonomi. Peningkatan harga pada komoditas strategis menjadi penyumbang utama, namun sebagian besar indikator lainnya seperti pariwisata dan ekspor tetap menunjukkan performa relatif stabil. Dengan demikian, tren inflasi masih “on track”, memperkuat gambaran bahwa ekonomi Jawa Barat berada dalam kondisi yang sehat.
Baca Juga: Gapura Ikonik Siap Dibangun Pemkot Sukabumi di Perbatasan Kota
Untuk berita terbaru seputar Jawa Barat dan informasi penting lainnya kunjungi Berita Jawa Barat