
berita-jabar.org, BANDUNG – Tepatnya pada Minggu (27 Juli 2025), ribuan peserta anak-anak dan generasi muda Jawa Barat mencetak sejarah baru. Hal ini terjadi saat gelaran seremonial Hari Anak Nasional dan Hari Kebaya Nasional yang diselenggarakan oleh DP3AKB Jawa Barat bersama sejumlah mitra, bertemakan “Ulinpiade”. Secara fantastis, organisasi berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dengan melibatkan 12.000 peserta yang mengenakan kebaya dan pangsi sambil memainkan permainan tradisional anak secara serentak.
Sejak digulirkannya program kolaboratif antara DP3AKB, Bunda Milenial, APSAI Jabar, FAD Jabar, KPOTI, dan komunitas Sekar Ayu Jiwanta, acara ini dirancang tidak hanya sebagai perayaan budaya tetapi juga sebagai upaya konkret memelihara dan mengenalkan kembali kaulinan barudak, yakni permainan tradisional khas Jawa Barat, kepada generasi muda.
Adapun jenis permainan yang dimainkan antara lain Oray‑orayan, Perepet Jengkol, Kakapalan, Ucing‑Ucingan, Simseu, Cingciripit, Sunda Manda, Sasalimpetan, dan Lari Balok. Tak hanya itu, panitia juga menggelar lomba fashion show kebaya untuk tiga kelompok usia (4–8, 9–12, dan 13–17 tahun), lomba tari Jaipong, kompetisi vokal grup lagu daerah, serta lomba qasidah modern dan pertunjukan wayang dakwah.
Sejumlah pihak hadir dalam acara penting ini, termasuk Wakil Gubernur Jawa Barat Erwan Setiawan, Menteri PPPA RI, dan Ketua DP3AKB Jawa Barat Siska Gerfianti. Mereka menegaskan bahwa pencapaian Rekor MURI ini bukan sekadar angka, melainkan bentuk nyata advokasi pelestarian budaya dan edukasi untuk generasi muda.
Menurut Sisca Rumondor, Ketua Bunda Milenial dan salah satu penggagas kegiatan, “kebaya bukan hanya pakaian, tetapi warisan budaya yang harus terus dikembangkan dan diwariskan kepada generasi muda.” Ia menambahkan bahwa acara ini memadukan interaksi fisik anak-anak dengan simbol budaya nusantara, yang sangat penting di era gadget seperti sekarang.
Sementara itu, Wakil Gubernur Erwan Setiawan mengimbau orang tua dan pendidik untuk lebih membatasi penggunaan gawai oleh anak-anak agar kembali mengenal permainan tradisional di lingkungan sekolah dan rumah. Menurutnya, kegiatan ini diharapkan menjadi alternatif sehat dan memperkuat karakter budaya anak-anak di Jawa Barat.
Selain sebagai momentum perayaan budaya, acara ini menjadi panggung edukatif bagi anak-anak dari Generasi Alpha hingga milenial (5–41 tahun) untuk aktif melestarikan tradisi lokal. Potensi keberlanjutan dihimpun lewat dukungan sponsor CSR dan integrasi permainan kebudayaan di ruang pendidikan dan komunitas lokal sebuah strategi kolaboratif yang realistis dan inspiratif.
Baca Juga: Perayaan Hari Pramuka ke-64, Perkuat Karakter dan Ketahanan Bangsa
Untuk berita terbaru seputar Jawa Barat dan informasi penting lainnya kunjungi Berita Jawa Barat